Minggu, 26 Juni 2022

Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai amggota masyarakat.

Sesuai dengan pemikiran tersebut sebagai seorang pendidik, kita hanya dapat menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dan seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk  kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak) atau dapat dikatakan menerapkan merdeka belajar. Namun merdeka belajar yang dimaksud bukan berarti kebebasan mutlak, tetapi perlu  tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.


Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, para pendidik harus terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada, namun tetap perlu menyelaraskan dengan meninjau hal baiknya. Seperti halnya digaungkannya Revolusi Industri 4.0 sekarang ini, maka sebagai seorang guru kita harus membekali keterampilan yang benar-benar dibutuhkan oleh siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri, berkarya, berkompetisi dan bertahan hidup. Dan sebagai seorang pendidik, kita juga harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti.

Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya. Menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Pemikiran-pemikiran tersebut telah saya coba terapkan di kelas dengan penggunaan metode-metode pembelajaran yang menarik, yang berorientasi pada siswa serta membangkitkan ketrampilan serta berfikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu didukung program sekolah dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mengembangkan kecakapan ketrampilan yang siswa butuhkan dan belum ada dalam tuntutan kompetensi dalam kurikulum. Serta pembiasaan-pembiasaan yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter serta budi pekerti seperti 5S, pembacaan Asmaul Husna sebelum pembelajaran dimulai dan shalat berjamaah.

Harapan dan Ekspektasi

Setelah mempelajari modul ini, saya berharap bisa lebih menghayati pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dan benar-benar menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Dan berharap bahwa pemikiran-pemikiran tersebut diimplementasikan oleh segenap kompenen pendidik serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah, sehingga tidak timpang dan saling bersinergi. Hal ini juga dapat diaplikasikan dalam penentuan visi dan misi sekolah serta seluruh program sekolah.

Dengan benar-benar mengimplementasi pemikiran Ki Hajar Dewatara ekspektasi saya, siswa akan memiliki kemampuan yang komplit baik itu dalam pola pikir, pengambilan keputusan, ketrampilan serta berbudi pekerti yang baik. Sehingga nantinya akan membangun masa depan Indonesia menjadi lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar