Menurut Pemikiran Ki Hajar
Dewantara, pendidikan dan
pengajaran adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengajaran merupakan
proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak
secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala
kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai
amggota masyarakat.
Sesuai dengan pemikiran tersebut
sebagai seorang pendidik, kita hanya dapat menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dan seorang
pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar
siswa yang berbeda-beda (berorientasi
pada anak) atau dapat dikatakan menerapkan merdeka belajar. Namun merdeka belajar yang
dimaksud bukan berarti kebebasan mutlak, tetapi perlu tuntunan
dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya.
Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, para pendidik harus terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang
ada, namun tetap perlu menyelaraskan dengan meninjau hal baiknya. Seperti
halnya digaungkannya Revolusi Industri 4.0 sekarang ini, maka sebagai seorang
guru kita harus membekali keterampilan yang benar-benar dibutuhkan oleh
siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri, berkarya, berkompetisi dan bertahan
hidup. Dan sebagai seorang pendidik, kita juga harus senantiasa memberikan
teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti.
Hal terpenting yang harus
dilakukan seorang guru adalah menghormati dan memperlakukan anak dengan
sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati,
memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun
semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut
wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya. Menuntun mereka menjadi
pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan
mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Pemikiran-pemikiran tersebut
telah saya coba terapkan di kelas dengan penggunaan metode-metode pembelajaran
yang menarik, yang berorientasi pada siswa serta membangkitkan ketrampilan
serta berfikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu didukung program sekolah dengan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mengembangkan kecakapan ketrampilan yang
siswa butuhkan dan belum ada dalam tuntutan kompetensi dalam kurikulum. Serta pembiasaan-pembiasaan
yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter serta budi pekerti seperti 5S,
pembacaan Asmaul Husna sebelum pembelajaran dimulai dan shalat berjamaah.
Harapan dan Ekspektasi
Setelah mempelajari modul ini,
saya berharap bisa lebih menghayati pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dan
benar-benar menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Dan berharap
bahwa pemikiran-pemikiran tersebut diimplementasikan oleh segenap kompenen
pendidik serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah, sehingga tidak timpang
dan saling bersinergi. Hal ini juga dapat diaplikasikan dalam penentuan visi
dan misi sekolah serta seluruh program sekolah.
Dengan benar-benar
mengimplementasi pemikiran Ki Hajar Dewatara ekspektasi saya, siswa akan
memiliki kemampuan yang komplit baik itu dalam pola pikir, pengambilan
keputusan, ketrampilan serta berbudi pekerti yang baik. Sehingga nantinya akan
membangun masa depan Indonesia menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar