3.3.A.10 AKSI NYATA
PROGRAM “BU GELIS”
(BUdaya GErakan LIterasi Sekolah)
YENI KHOMARIA
CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN PATI
1.
Latar Belakang
Literasi merupakan istilah umum
yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis,
berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu,
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, literasi tidak
bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Kemampuan membaca untuk mengambil
kesimpulan dan dalam pemecahan masalah memiliki dampak setiap harinya dalam
kehidupan. Jika memiliki tingkat literasi yang tinggi, maka akan lebih besar kemungkinan memiliki kesempatan
untuk membuat hidup lebih baik, kesempatan untuk membuat keluarga kita lebih
baik, kesempatan
untuk membuat kota bahkan negara Indonesia menjadi lebih baik ke depannya. Literasi dapat
membuat perubahan, memiliki dampak yang besar, dengan segala pertanyaan yang
ada.
Era digital sekarang ini menjadikan
kita berada pada banjirnya informasi. Namun, minim
informasi yang benar-benar berkualitas dan bermanfaat. Dan rendahnya minat baca yang diakibatkan oleh
banyak faktor, salah satu di antaranya adalah kurangnya lingkungan untuk
membaca dan berdiskusi. Maka pembudayaan literasi
ini sangat penting demi mewujudkan SDM dari suatu negara yang unggul.
2.
Tujuan
Dilakasanakannya
Program “Bu Gelis” memiliki tujuan sebagai berikut:
·
Menumbuhkembangkan budaya literasi
di sekolah sehingga dapat meningkatkan kapasitas warga sekolah agar literat
·
Menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila
·
Menumbuhkan minat baca murid serta
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran
sepanjang hayat
·
Menjadikan sekolah sebagai taman
belajar yang menyenangkan agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
3.
Deskripsi
Aksi Nyata
Program “Bu Gelis” (Budaya Gerakan Literasi
Sekolah) dirancang untuk kegiatan berkelanjutan, mencakup semua kegiatan yang
dapat menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, diantaranya adalah:
·
Pengaktifan
kembali mading (majalah dinding) sekolah yang selama masa pandemi tidak terjamah
·
Pembuatan
pojok baca yang membuat murid nyaman untuk membaca ataupun berdiskusi dengan
teman (bertahap rencana di tahun ajaran baru akan digalakkan di masing-masing
kelas)
·
Pembuatan
mural dinding, salah satu kegiatan literasi terapan sekaligus mengisi kegiatan class meeting di jeda semester
4.
Hasil Aksi
Nyata
Sebelum masa
pandemi telah ada papan mading (majalah dinding) yang ada di beberapa spot di
sekolah, namun karena masa pandemi mading menjadi terbengkalai. Maka dari itu,
untuk menumbuhkan kembali budaya literasi sekolah pengisian majalah dinding
digiatkan kembali. Karena masa jeda yang cukup pendek, dan berdasarkan suara
(voice) serta kesepakatan dengan murid (choice) pengisian
mading dilakukan di spot tertentu di sekolah. Rencana di tahun ajaran baru
diharapkan setiap kelas memiliki mading sendiri sebagai sarana mengeksplorasi
kreatifitas murid, baik itu dalam menulis artikel, menulis puisi, menggambar,
membaca, dll.
Masa pandemi
yang cukup lama berlangsung dan kegiatan PTM yang tertunda memanglah cukup
berdampak pada murid, terutama pada minat baca. Maka untuk memfasilitasi dan
menumbuhkan kembali minat baca tersebut, ditata kembali pojok baca yang nyaman untuk
membaca ataupun berdiskusi dengan teman. Kegiatan ini berkolaborasi dengan pustakawan yang merasa semangat untuk
membuat murid senang berkunjung ke perpustakaan. Rencana di tahun ajaran baru
diharapkan setiap kelas juga memiliki pojok baca tempat bertukar referensi atau
buku yang diharapkan juga rasa tanggung jawab terhadap kepemilikan
mereka.
Salah satu
kegiatan class meeting di jeda
semester ini adalah membuat mural dinding yang merupakan literasi terapan. Tema
yang diangkat dalam kegiatan mural dinding ini adalah Profil Pelajar Pancasila
(beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, bergotong royong, kreatif,
bernalar kritis, mandiri, dan berkebinekaan global). Setiap kelompok mengangkat salah satu tema sesuai
Profil Pelajar Pancasila. Setelah mendapat tema yang sesuai, murid menyuarakan
ide mereka (voice) kemudian membuat kesepakatan dengan anggota kelompok ide
mana yang dipilih (choice), kemudian kesepakatan tersebut dituangkan dengan gambar
di dinding yang dilakukan dengan semangat dan rasa tanggung jawab untuk bisa
menyelesaikan tepat waktu (ownership).
5.
Refleksi
·
Peristiwa
Telah secara detail saya jelaskan
pada poin sebelumnya.
·
Perasaan
Banyak tantangan yang saya hadapi
pada pelaksanaan aksi nyata di modul 3 ini dikarenakan harus pindah tugas ke
sekolah baru. Penyesuaian diri dengan lingkungan baru dan orientasi untuk
melihat asset serta potensi yang dimiliki oleh sekolah menjadi modal untuk
perencanaan aksi nyata yang akan saya lakukan. Namun karena asset yang dimiliki
oleh sekolah baru sangat potensial untuk mengembangkan program yang berdampak
pada murid menjadikan perencanaan program terasa lebih mudah. Setelah
berdiskusi dengan rekan sejawat yang ada di sekolah dan orientasi Kepala
Sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang merdeka, maka saya merencanakan program
Bu Gelis (Budaya Gerakan Literasi Sekolah).
·
Pembelajaran
Banyak pembelajaran yang saya
dapatkan dalam modul 3 ini, terutama dalam melihat asset yang dimiliki oleh
sekolah untuk mengembangkan program yang berdampak pada murid. Dan sempat
terhentinya PTM karena masa pandemi banyak program yang dulunya ada menjadi
terhenti dan terbengkalai. Sehingga perlu adanya koordinasi dan kolaborasi
dalam penggalakan program baru demi kepentingan bersama dan mengembangkan
potensi murid.
Program Literasi
ini dianggap perlu karena dapat membuat perubahan dan memiliki dampak yang besar,
karena mencakup hal yang kompleks meliputi: membaca, menulis,
berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu,
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dan murid sangat antusias terhadap semua program yang ada meliputi
pembuatan mading, pojong baca dan mural dinding.
·
Penerapan
ke Depan
Rencana ke depan di tahun ajaran baru diharapkan setiap kelas memiliki mading dan pojok baca sendiri sebagai sarana mengeksplorasi kreatifitas murid, baik itu dalam menulis artikel, menulis puisi, menggambar, membaca, dll.
Selain itu saya juga akan berkolaborasi dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait demi menciptakan budaya literasi untuk seluruh ekosistem sekolah.
sangat inspiratif bu... Mantafff
BalasHapus