Kamis, 16 Juni 2022

PROGRAM “BU GELIS” (Budaya Gerakan Literasi Sekolah)

 3.3.A.10 AKSI NYATA

PROGRAM “BU GELIS”

(BUdaya GErakan LIterasi Sekolah)

YENI KHOMARIA

CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN PATI

 

1.         Latar Belakang

Literasi merupakan istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu, yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Kemampuan membaca untuk mengambil kesimpulan dan dalam pemecahan masalah memiliki dampak setiap harinya dalam kehidupan. Jika memiliki tingkat literasi yang tinggi, maka akan lebih besar kemungkinan memiliki kesempatan untuk membuat hidup lebih baik, kesempatan untuk membuat keluarga kita lebih baik, kesempatan untuk membuat kota bahkan negara Indonesia menjadi lebih baik ke depannya. Literasi dapat membuat perubahan, memiliki dampak yang besar, dengan segala pertanyaan yang ada.

Era digital sekarang ini menjadikan kita berada pada banjirnya informasi. Namun, minim informasi yang benar-benar berkualitas dan bermanfaat. Dan rendahnya minat baca yang diakibatkan oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah kurangnya lingkungan untuk membaca dan berdiskusi. Maka pembudayaan literasi ini sangat penting demi mewujudkan SDM dari suatu negara yang unggul.

 

2.         Tujuan

Dilakasanakannya Program “Bu Gelis” memiliki tujuan sebagai berikut:

·         Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah sehingga dapat meningkatkan kapasitas warga sekolah agar literat

·         Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila

·         Menumbuhkan minat baca murid serta meningkatkan keterampilan membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat

·         Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan

 

3.         Deskripsi Aksi Nyata

Program “Bu Gelis” (Budaya Gerakan Literasi Sekolah) dirancang untuk kegiatan berkelanjutan, mencakup semua kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, diantaranya adalah:

·         Pengaktifan kembali mading (majalah dinding) sekolah yang selama masa pandemi tidak terjamah

·         Pembuatan pojok baca yang membuat murid nyaman untuk membaca ataupun berdiskusi dengan teman (bertahap rencana di tahun ajaran baru akan digalakkan di masing-masing kelas)

·         Pembuatan mural dinding, salah satu kegiatan literasi terapan sekaligus mengisi kegiatan class meeting di jeda semester

 

4.         Hasil Aksi Nyata

Sebelum masa pandemi telah ada papan mading (majalah dinding) yang ada di beberapa spot di sekolah, namun karena masa pandemi mading menjadi terbengkalai. Maka dari itu, untuk menumbuhkan kembali budaya literasi sekolah pengisian majalah dinding digiatkan kembali. Karena masa jeda yang cukup pendek, dan berdasarkan suara (voice) serta kesepakatan dengan murid (choice) pengisian mading dilakukan di spot tertentu di sekolah. Rencana di tahun ajaran baru diharapkan setiap kelas memiliki mading sendiri sebagai sarana mengeksplorasi kreatifitas murid, baik itu dalam menulis artikel, menulis puisi, menggambar, membaca, dll.




 

Masa pandemi yang cukup lama berlangsung dan kegiatan PTM yang tertunda memanglah cukup berdampak pada murid, terutama pada minat baca. Maka untuk memfasilitasi dan menumbuhkan kembali minat baca tersebut, ditata kembali pojok baca yang nyaman untuk membaca ataupun berdiskusi dengan teman. Kegiatan ini berkolaborasi  dengan pustakawan yang merasa semangat untuk membuat murid senang berkunjung ke perpustakaan. Rencana di tahun ajaran baru diharapkan setiap kelas juga memiliki pojok baca tempat bertukar referensi atau buku yang diharapkan juga rasa tanggung jawab terhadap kepemilikan mereka.



Salah satu kegiatan class meeting di jeda semester ini adalah membuat mural dinding yang merupakan literasi terapan. Tema yang diangkat dalam kegiatan mural dinding ini adalah Profil Pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri, dan berkebinekaan global). Setiap kelompok mengangkat salah satu tema sesuai Profil Pelajar Pancasila. Setelah mendapat tema yang sesuai, murid menyuarakan ide mereka (voice) kemudian membuat kesepakatan dengan anggota kelompok ide mana yang dipilih (choice), kemudian kesepakatan tersebut dituangkan dengan gambar di dinding yang dilakukan dengan semangat dan rasa tanggung jawab untuk bisa menyelesaikan tepat waktu (ownership).




 

5.         Refleksi

·         Peristiwa

Telah secara detail saya jelaskan pada poin sebelumnya.

·         Perasaan

Banyak tantangan yang saya hadapi pada pelaksanaan aksi nyata di modul 3 ini dikarenakan harus pindah tugas ke sekolah baru. Penyesuaian diri dengan lingkungan baru dan orientasi untuk melihat asset serta potensi yang dimiliki oleh sekolah menjadi modal untuk perencanaan aksi nyata yang akan saya lakukan. Namun karena asset yang dimiliki oleh sekolah baru sangat potensial untuk mengembangkan program yang berdampak pada murid menjadikan perencanaan program terasa lebih mudah. Setelah berdiskusi dengan rekan sejawat yang ada di sekolah dan orientasi Kepala Sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang merdeka, maka saya merencanakan program Bu Gelis (Budaya Gerakan Literasi Sekolah).

·         Pembelajaran

Banyak pembelajaran yang saya dapatkan dalam modul 3 ini, terutama dalam melihat asset yang dimiliki oleh sekolah untuk mengembangkan program yang berdampak pada murid. Dan sempat terhentinya PTM karena masa pandemi banyak program yang dulunya ada menjadi terhenti dan terbengkalai. Sehingga perlu adanya koordinasi dan kolaborasi dalam penggalakan program baru demi kepentingan bersama dan mengembangkan potensi murid.

Program Literasi ini dianggap perlu karena dapat membuat perubahan dan memiliki dampak yang besar, karena mencakup hal yang kompleks meliputi: membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu, yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dan murid sangat antusias terhadap semua program yang ada meliputi pembuatan mading, pojong baca dan mural dinding.

·         Penerapan ke Depan

Rencana ke depan di tahun ajaran baru diharapkan setiap kelas memiliki mading dan pojok baca sendiri sebagai sarana mengeksplorasi kreatifitas murid, baik itu dalam menulis artikel, menulis puisi, menggambar, membaca, dll.

Selain itu saya juga akan berkolaborasi dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait demi menciptakan budaya literasi untuk seluruh ekosistem sekolah.

1 komentar: