Senin, 25 April 2022

3.1.a.10 Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

3.1.a.10 Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Yeni Khomaria_CGP Angkatan 4

Kabupaten Pati


 

Peristiwa (Facts)

Pandemi Covid’19 telah mengubah tatanan baik pola belajar, sikap, dan semangat murid. Aktivitas belajar juga menurun dan tata krama jauh dari profil pelajar Pancasila. Karena pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (daring) murid terlalu sibuk dengan Handphone, tetapi lebih banyak untuk bermain game atau media sosialnya, bukan untuk belajar. Pembelajaran jarak jauh juga menjadikan kontrol belajar murid menjadi lemah, apalagi rata-rata murid di sekolah tempat saya mengajar, tidak terpantau secara maksimal oleh orang tuanya. Orang tua hanya sekedar tahu jika anaknya sekolah daring (online), tanpa mengecek apa yang sebenarnya dikerjakan si anak. Selama melakukan pembelajaran daring, saya menggunakan media WhatsApp Grup, google classroom dan google meet. Namun itu semua tetap saja tidak berdampak signifikan terhadap motivasi dan prestasi peserta didik.

Sekarang ini proses pembelajaran sudah diberlakukan kembali tatap muka seperti biasa, hal tersebut menjadi dilema dimana saya sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu membuat keputusan yang tepat untuk mengembalikan semangat,motivasi,sikap dan prestasi peserta didik.

Saya mencoba mengambil keputusan berdasarkan materi pada modul 3.1 yang sudah saya pelajari. Paradigma yang terjadi dalam kasus tersebut diatas adalah jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term), kemudian prinsip yang saya ambil yaitu berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), saya mencoba menggunakan 9 langkah untuk pengambilan dan pengujian keputusan yang akan diambil sehingga dapatlah sebuah keputusan yang tepat yaitu dengan cara melakukan pembelajaran yang kreatif, inovatif dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk meningkatkan semangat ,motivasi dan meningkatkan kembali prestasi belajar, kemudian menerapkan budaya positif sekolah dengan membiasakan kembali pembacaan Asmaul Husna sebelum pembelajaran dimulai dan shalat Dhuhur berjamaah sebagai upaya menanamkan nilai-nilai budaya positif. Selain itu juga mencoba berkomunikasi dengan wali murid dengan bantuan wali kelas tentang permasalahan belajar murid.


Perasaan (Feelings)

Saya sebagai pemimpin pembelajaran merasa tertantang dan termotivasi untuk melakukan suatu keputusan sebagai bentuk solusi atas permasalahan yang terjadi pada peristiwa tersebut dengan menggunakan materi serta langkah-langkah yang sudah dipelajari pada modul 3.1 ini sehingga, keputusan yang saya ambil tepat dan dapat memenuhi segala kebutuhan peserta didik.



Pembelajaran (Findings)

Dalam proses pembelajaran ini saya berkoordinasi dengan kepala sekolah dan mengajak  rekan guru untuk bersama-sama membangun kembali motivasi belajar peserta didik yang selama ini menurun akibat pembelajaran daring yang disebabkan pandemic Covid-19. Pada tahap inilah saya dapat mengetahui kendala, hambatan dan solusi yang tepat atas permasalahan yang terjadi sehingga nanti didapat formulasi yang tepat untuk mengatasi  masalah ini. Dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah pada materi modul 3.1 membantu  saya dalam mengambil keputusan yang tepat.

Penerapan ke Depan (Future)

Setelah mendapatkan keputusan yang tepat saya mencoba menerapkan solusi dari permasalahan tersebut secara rutin dan melakukan kolaborasi bersama seluruh warga sekolah guna memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik yang dapat meningkatkan semangat,motivasi,sikap dan prestasi secara berkelanjutan dan terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Ada dua kebenaran yang ada, adalah benar jika saya menerapkan pembelajaran yang kreatif sebagai bentuk solusi untuk meningkatkan kembali motivasi belajar murid. Dan benar juga jika saya menerapkan budaya positif karena dapat membantu membentuk sikap murid dengan menanamkan nilai-nilai kebajikan universal yang berguna untuk kehidupannya.

Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term), dan prinsip yang diambil yaitu berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking).

Yang terlibat dalam situasi ini yaitu saya selaku pemimpin pembelajaran, murid, rekan guru, kepala sekolah dan wali murid/keluarga.

Minggu, 24 April 2022

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri_Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Sesuai Filosofi Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara yang terurai sebagai berikut:

    • Ing ngarso sung tuladha, bahwa seorang harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada muridnya.
    • Ing madyo mangun karsa, seorang guru harus mampu membantu muridnya untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri.
    • Tut Wuri Handayani, seorang Guru pada dasarnya adalah seorang pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan dan keselamatan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka seorang guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hadjar Dewantara dengan cara menjadi sosok yang dapat menjadi teladan yang positif, motivator, fasilitator dan mampu membentuk karakter positif kepada murid untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus bisa menjadi contoh dalam menggunakan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Harus bisa membantu murid dalam menggunakan langkah-langkah tersebut dan mengarahkan agar keputusan yang diambil oleh muridnya merupakan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya, seperti nilai kebaikan, kejujuran, mandiri, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai positif tersebut yang akan mempengaruhi seorang guru untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar serta menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi keberpihakan pada muridUntuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas.

 

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Misalkan saja saat menghadapi anak dengan masalah kesulitan belajar, guru sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan dengan mengajarkan kepada murid tentang 9 langkah pengambilan keputusan, maka murid dapat mempraktikkannya untuk pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalahnya secara bertanggung jawab.

 

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. 

Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar.

Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Namun jika permasalahan yang dihadapi adalah dilemma etika, maka penggunaan empat paradigma, tiga prinsip pengambilan keputusan dan sembilan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan akan memberikan rambu-rambu dalam penyelesaian permasalahan tersebut.

 

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Menurut saya dalam pengambilan keputusan memiliki arti yang penting bagi berkembangkan sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada pengambilan keputusan yang tepat, tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut adalah kondisi yang kita inginkan terwujud dalam organisasi atau lembaga tempat kita bernaung. Maka untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan mampu mewujudkan visi dan misi yang telah disusun, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA.

 

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Menurut saya perubahan tidak dapat dibangun secara singkat, namun ada proses yang harus dilalui dan dikerjakan agar terwujud. Perlu adanya sosialisasi dan komunikasi secara persuasif secara terus-menerus agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan atas adanya perubahan maka perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan budaya positif dalam lingkungan tersebut. Dengan berdasarkan pada visi dan misi serta tujuan sekolah, maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh lingkungan atau warga sekolah.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Ketika kita mengambil keputusan dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, maka keputusan yang kita ambil pastinya akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam belajar.

Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekan siswa dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan keputusan yang tepat akan mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan Pendidikan yang memerdekakan murid.

 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi orang-orang yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid, maka murid dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dan berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

 

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

 Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut benar-benar tepat dan berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

 Demikian koneksi antar materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, semoga bermanfaat.

 

 

Selasa, 19 April 2022

Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual


Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran, maka saya akan berusaha untuk mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah melalui beberapa langkah, yaitu:

1.      Saya akan berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk menyampaikan program-program yang ada dalam pendidikan guru penggerak.

2.      Saya akan mensosialisasikan materi-materi yang ada pada program guru penggerak, termasuk materi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

3.      Saya akan memanfaatkan waktu-waktu luang untuk berdiskusi dalam komunitas praktisi yang kami buat sebagai kegiatan pengimbasan kepada rekan-rekan guru dengan tujuan untuk pengembangan kompetensi guru.

4.      Saya akan mengajak teman sejawat saya di sekolah untuk berkolaborasi dalam menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang efektif ketika saya berada dalam situasi dilema etika maupun bujukan moral yang saya alami.

 

Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah sebagai berikut.

1.      Saya terlebih dahulu akan menganalisis dan menentukan apakah masalah yang saya hadapi termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral

2.      Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu sebagai berikut:

a.       Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang di hadapi

b.      Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut

c.       Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

d.      Pengujian  benar  lawan  salah dalam situasi tersebut.

·         Melakukan Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum

·         Melakukan Uji Regulasi yaitu menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut

·         Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi

·         Melakukan uji publikasi yaitu menguji persaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran

·         Melakukan uji panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola  dalam situasi tersebut

e.       Pengujian paradigma benar lawan benar

Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika  bisa dikategorikan sebagai berikut yaitu  Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

f.        Melakukan prinsip resolusi

Prinsip-prinsip yang dimaksud yaitu prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking), prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)  

g.      Investigasi opsi trilema

h.      Buat keputusan

i.        Lihat lagi keputusan dan refleksikan

 

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Saya akan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika, baik itu terjadi pada diri saya secara pribadi, terjadi di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Saya juga akan menerapkan langkah-langkah tersebut jika ada teman sejawat yang memiliki kesulitan atau permasalah sehingga membutihkan bantuan untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab sebagai pemimpin pembelajaran.

Adapun penerapannya akan saya lakukan mulai hari ini, dan secara konsisten menerapkannya besok, minggu depan dan seterusnya hingga pada akhirnya saya akan terbiasa dalam menggunakan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan termasuk penggunaan paradigma dan prinsip pengambilan keputusan.

 

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Yang akan mendampingi saya dalam menerapkan atau menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam lingkungan sekolah

1.      Rekan-rekan sesama CGP yang ada di sekolah (di sekolah saya ada 6 CGP, termasuk saya) yang telah mendapatkan materi ini sehingga memiliki persepsi yang sama dan memudahkan dalam berdiskusi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

2.      Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab setiap kegiatan yang ada di sekolah, , rekan sejawat serta anggota praktisi yang ada di lingkungan sekolah.

3.      Rekan sejawat dan anggota komunitas praktisi yang ada di sekolah  untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Senin, 18 April 2022

Tugas 3.1.a.6 Refleksi Terbimbing Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Soal No 1.

Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?


Menurut saya, dilema etika merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan, bujukan moral merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.

Sebagai guru, kita mungkin pernah mengalami situasi dilema etika. Saat hal itu terjadi, ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti: cinta dan kasih saying, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup yang disebut sebagai paradigma dalam pengambilan keputusan.

 

Secara umum paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika ada 4 seperti di bawah ini: 

1.       Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2.       Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.       Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.       Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) 

 

Prinsip pengambilan keputusan ada tiga, yaitu

·         Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) ditentukan dengan konsekuensi atau hasil dari suatu tindakan.

·         Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) menentukan keputusan berdasarkan peraturan yang telah dibuat

·         Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) prinsipnya “Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda." Dengan kepedulian terhadap sesama kita akan menjadi lebih peka dan bersimpati.

 

Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan

1.       Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.       Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 

3.       Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.       Pengujian benar atau salah, yang meliputi uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan Koran, uji panutan/idola.

5.       Pengujian paradigma benar lawan benar

6.       Melakukan prinsip resolusi

7.       Investigasi opsi trilema

8.       Buat keputusan

9.       Lihat lagi keputusan dan refleksikan

 

Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan adalah setiap prinsip pengambilan keputusan seperti yang dijelaskan pada video instruktur, memiliki kelemahan masing-masing, namun tetap harus memilih menggunakan salah satu prinsip yang ada.

 

Soal No 3.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, ketika saya menghadapi dilema etika, maka pengambilan keputusan hanya memperhatikan intuisi dan apa yang saya rasakan, biasanya hanya tentang apa yang baik menurut saya. Namun setelah mempelajari materi ini, wawasan saya tentang pengambilan keputusan semakin bertambah dalam menghadapi situasi dilema etika sekaligus bujukan moral. Perubahan cara pengambilan keputusan yaitu lebih seksama dan menimbang dengan matang dan memperhatikan dampak apa saja yang mungkin timbul dari keputusan yang saya ambil. Selain itu juga saya memaknai 9 langkah yang bisa diterapkan dalam pengujian dan pengambilan keputusan.

 

Soal No 4.

Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak dari mempelajari modul ini adalah saya lebih memahami, langkah apa yang harus saya lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan pertimbangan-pertimbangan apa saja yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan.  

Bedanya dengan sebelum mempelajari modul ini adalah dulu keputusan saya buat kadang hanya berdasarkan intuisi saya saja, hanya berdasarkan sudut pandang saya saja, emosi kadang malah lebih dominan dalam pengambilan keputusan saya. 

Setelah mempelajari materi ini saya semakin paham bahwa keputusan perlu diambil dalam kesadaran penuh bukan atas dasar emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang akan membantu pemecahan masalah. Keputusan yang dibuat diharapkan mampu diterima pihak yang terlibat dan meminimalisir efek negative yang ditimbulkan dalam pengambilan keputusan tersebut.

 

Soal No 5.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Mempelajari materi ini sangat penting bagi saya sebagai seorang individu maupun dalam peran saya sebagai pendidik sekaligus pemimpin pembelajaran. Dalam hubungan dengan individu lain pastinya akan dihadapkan dengan berbagai konflik yang mengharuskan kita untuk mengambil sebuah keputusan yang cermat dan tepat. 

Melalui modul ini saya mendapat gambaran yang lebih jelas tentang apa yang harus saya lakukan bila menghadapi sebuah dilemma dalam pengambilan keputusan. Sehingga nantinya akan menghasilkan keputusan yang tepat dari hasil pemikiran yang sadar bukan atas dasar emosi sesaat.

 

Soal No 6.

Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Yang bisa saya lakukan untuk membuat perbedaan setelah mempelajari modul ini adalah mencoba menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan tersebut dalam keseharian. Menganalisa keputusan yang akan diambil dengan mencoba menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Serta berbagi materi dengan rekan sejawat tentang konsep-konsep pengambilan keputusan sehingga dapat membantu rekan-rekan ketika mengalami situasi yang dilematis.