Jumat, 01 Mei 2020

Menulis Setiap Hari? Kenapa Tidak

Alhamdulillah, tak terasa telah memasuki Ramadhan hari yang ke-8 dengan masih diberi kesempatan menunaikan ibadah Puasa. Dan yang pasti walaupun sedang berpuasa dan lockdown gara-gara virus corona membuat kita pasif. Senantiasa  isi masa-masa ini dengan kegiatan yang bermanfaat dan Insya Allah dapat menghasilkan sebuah Karya.
Dan Allah Maha Baik sehingga siang hari ini saya dapat termotivasi dengan mengikuti kuliah online Belajar Menulis yang disampaikan oleh Bapak Dadang Kadarusman. Info lengkap tentang beliau dapat diakses melalui website  https://www.dadangkadarusman.com. Beliau bercerita bahwa pada masa kecilnya sering dibawakan buku-buku bacaan oleh Ayahnya, sehingga suka membaca dan berkeinginan untuk menulis. Dan sejak kecil beliau sudah menulis.
Sedikit pengingat juga kepada saya selaku orang tua, alangkah baiknya memang menerapkan “melek literasi” sedini mungkin kepada anak-anak. Jadi walaupun sekarang jamannya sudah berbeda harus tetap mengenalkan anak dengan buku.
Tema yang beliau angkat pada pertemuan hari ini adalah Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
Diawal materi beliau mengatakan bahwa telah bicara kepada cukup banyak orang. dan mereka mengatakan ingin sekali menulis buku tapi tidak tahu bagaimana caranya?
Ups, sepertinya saya termasuk orang-orang tersebut..hehehe. Saya memang tidak tau cara menerbitkan buku.
Beliau menegaskan bahwa cara pikir tentang "Cara Menerbitkan buku" itu harus diperbaiki.  Karena menerbitkan buku sekarang ini sangat mudah sekali, berbeda dengan 20 tahun lalu ketika beliau pertama kali ingin menerbitkan buku. Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Sehingga kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi, tapi mereka yang datang kepada kita.
Lalu bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari?
Ketika seseorang lebih mengutamaka menerbitkan buku, maka dia akan hanya menjadi penerbit buku 1 atau 2 kali saja. Berbeda dengan orang yang mengasah  keterampilan menulisnya, maka dia tidak tergantung pada pihak manapun untuk menerbitkan buku. Cara mengasah ketrampilan menulis ini adalah dengan menulis setiap hari.
Kenapa kita perlu menulis setiap hari. Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Ketika kita merasakan sesuatu juga akan reflex saja menulis, dengan terbiasa menulis maka akan selalu punya teman untuk mencurahkan perasaan. Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Maka dari itu ketika kita benar-benar ingin menjadi seorang penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari. Dan jika perlu ditarget, misalkan 1 hari 1 artikel. Artikel yang dimaksud tidaklah berbatas pada jumlah kata yang tertulis, namun sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Ketika sudah mengetahui kenapa kita harus menulis setiap hari maka langkah selanjutnya adalah mengetahui “Apa yang menjadi mendorong kita untuk menulis?”
Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang, apakah boleh? Ya boleh-boleh saja diawal menulis karena dorongan mendapatkan uang, tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita.
Yang paling sesuai sebagai seorang pendidik adalah menulis karena dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN.
Karena sebenarnya banyak sekali sumber ide untuk penulisan dalam kehidupan sehari-hari. Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan dan karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis setiap hari.
Pada saat sesi Tanya jawab ada satu hal yang menarik perhatian saya bahwa 'paksaan' adalah sebuah proses yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks menulis' sendiri. TIDAK USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Tapi, bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar