Alhamdulillah, tak terasa telah memasuki Ramadhan hari yang
ke-8 dengan masih diberi kesempatan menunaikan ibadah Puasa. Dan yang pasti
walaupun sedang berpuasa dan lockdown gara-gara virus corona membuat kita
pasif. Senantiasa isi masa-masa ini
dengan kegiatan yang bermanfaat dan Insya Allah dapat menghasilkan sebuah
Karya.
Dan Allah Maha Baik sehingga siang
hari ini saya dapat termotivasi dengan mengikuti kuliah online Belajar Menulis yang
disampaikan oleh Bapak Dadang Kadarusman. Info lengkap tentang beliau dapat
diakses melalui website https://www.dadangkadarusman.com. Beliau
bercerita bahwa pada masa kecilnya sering dibawakan buku-buku bacaan oleh
Ayahnya, sehingga suka membaca dan berkeinginan untuk menulis. Dan sejak kecil
beliau sudah menulis.
Sedikit pengingat juga kepada saya
selaku orang tua, alangkah baiknya memang menerapkan “melek literasi” sedini
mungkin kepada anak-anak. Jadi walaupun sekarang jamannya sudah berbeda harus
tetap mengenalkan anak dengan buku.
Tema yang beliau angkat pada pertemuan hari ini adalah Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
Diawal
materi beliau mengatakan bahwa telah bicara kepada cukup banyak orang. dan
mereka mengatakan ingin sekali menulis buku tapi tidak tahu bagaimana caranya?
Ups,
sepertinya saya termasuk orang-orang tersebut..hehehe. Saya memang tidak tau
cara menerbitkan buku.
Beliau menegaskan
bahwa cara pikir tentang "Cara Menerbitkan buku" itu harus
diperbaiki. Karena menerbitkan buku
sekarang ini sangat mudah sekali, berbeda dengan 20 tahun lalu ketika beliau
pertama kali ingin menerbitkan buku. Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN
pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita bisa
menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan
kita akan sangat menarik bagi penerbit. Sehingga kita tidak perlu mendatangi
penerbit lagi, tapi mereka yang datang kepada kita.
Lalu bagaimana seseorang bisa menulis
setiap hari?
Ketika
seseorang lebih mengutamaka menerbitkan buku, maka dia akan hanya menjadi
penerbit buku 1 atau 2 kali saja. Berbeda dengan orang yang mengasah keterampilan menulisnya, maka dia tidak
tergantung pada pihak manapun untuk menerbitkan buku. Cara mengasah ketrampilan
menulis ini adalah dengan menulis setiap hari.
Kenapa
kita perlu menulis setiap hari. Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga
keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita
sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang
kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Ketika kita merasakan sesuatu juga akan reflex
saja menulis, dengan terbiasa menulis maka akan selalu punya teman untuk
mencurahkan perasaan. Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi,
jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari
adalah karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan
orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki
kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Maka dari
itu ketika kita benar-benar ingin menjadi seorang penulis handal; mulai
sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari. Dan jika perlu ditarget,
misalkan 1 hari 1 artikel. Artikel yang dimaksud tidaklah berbatas pada jumlah
kata yang tertulis, namun sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis
sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Ketika
sudah mengetahui kenapa kita harus menulis setiap hari maka langkah selanjutnya
adalah mengetahui “Apa yang menjadi
mendorong kita untuk menulis?”
Ada orang
yang menulis agar mendapatkan uang, apakah boleh? Ya boleh-boleh saja diawal
menulis karena dorongan mendapatkan uang, tapi nanti seiring berjalannya waktu
kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita.
Yang
paling sesuai sebagai seorang pendidik adalah menulis karena dorongan INGIN
BERBAGI PENGETAHUAN.
Karena
sebenarnya banyak sekali sumber ide untuk penulisan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan ide itu, hanya butuh
sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu
kedalam tulisan dan karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita
semua sebenarnya bisa menulis setiap hari.
Pada saat sesi Tanya jawab ada satu hal yang
menarik perhatian saya bahwa 'paksaan' adalah sebuah proses yang efektif untuk
mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks menulis' sendiri.
TIDAK USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Tapi, bagi pembelajar,
yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia
mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar