PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH
YENI KHOMARIA
CGP ANGKATAN 4 KAB. PATI
I.
Latar Belakang
Budaya positif di
sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di
sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi
pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP).
Pada intinya pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju
kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman anak.
Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat
membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka. Sekolah
berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya
khususnya siswa untuk melakukan budaya atau kebiasaan yang positif. Budaya yang
mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan dilakukan secara sadar dan kontinyu
oleh setiap warga sekolah. Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif
tersebut. Pembiasaan positif yang merupakan budaya positif akan menjadi budaya
sekolah. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah akan menjadi
ciri khas dari sekolah tersebut. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam
seluruh kegiatan sekolah, baik dalam pra pembelajaran, proses pembelajaran ataupun
di luar kelas. Harapannya jika budaya positif mengakar dalam diri setiap siswa,
maka profil pelajar Pancasila akan tercipta.
II.
Tujuan
1. Menerapkan
keyakinan kelas sehingga dapat menumbuhkan tanggung jawab, percaya diri, dan
saling menghargai
2. Menumbuhkan
budaya positif di sekolah untuk mewujudkan karakter Profil Pelajar Pancasila
III.
Tolok
Ukur
1. Terbentuknya
"Keyakinan Kelas" melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan
2. Siswa
dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati
3. Adanya
karakter baik dalam diri siswa seperti religius, mandiri, tanggung jawab,
percaya diri dan saling menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran
5. Tercipta
budaya positif di sekolah yang mencerminkan karakter Profil Pelajar Pancasila
IV.
Tindakan
Aksi Nyata
Penerapan budaya positif
seperti religius, mandiri, tanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai dikaitkan
dengan nilai-nilai pofil pelajar Pancasila yaitu: Beriman dan bertakwa pada
Tuhan YME, kemandirian, bernalar kritis, kreatif, bersifat kebhinekaan dan
bergotong royong.
Dalam upaya
mewujudkan Visi sekolah, maka seluruh warga sekolah harus bersinergi dalam
menumbuhkan karakter positif melalui pembiasaan-pembiasaan atau penerapan
budaya positif.
Sebagai calon guru
penggerak dalam rangka melaksanakan aksi nyata penerapa budaya sekolah maka ada
beberapa langkah yang dilakukan, yaitu:
1. Meminta
dukungan stakeholder melalui koordinasi
dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
2. Melakukan sosialisasi dengan rekan sejawat tentang filosofi
Ki Hajar Dewantara dan aspek-aspek budaya positif di sekolah
3. Membuat keyakinan kelas yang disepakati bersama
dengan siswa
4.
Melakukan
pembiasaan positif dan refleksi.
V.
Hasil
Aksi Nyata
Hasil koordinasi
dengan Kepala Sekolah (Gambar 1) dan Wakil Kepala Sekolah (Gambar 2), berupa dukungan
penuh dari pemangku kebijakan di sekolah kepada Calon Guru Penggerak untuk
melaksanakan sosialisasi dan penerapan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam rangka
penerapan budaya positif di sekolah.
Gambar 1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah
Gambar 2. Koordinasi dengan Waka Kurikulum
Setelah
koordinasi, dilanjutkan dengan tindak lanjut yaitu melakukan sosialisasi dengan
rekan sejawat tentang filosofi Ki Hajar Dewantara dan aspek-aspek budaya
positif di sekolah, karena kebetulan di sekolah saya ada enam Calon Guru
Penggerak, maka dalam sosialisasi umum saya diberi kesempatan untuk mewakili
teman-teman yang lain untuk memaparkan materi tersebut, kemudian pada forum
kecil dilanjutkan teman CGP yang lain.
Gambar 3. Sosialisasi Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Budaya Positif
Tindakan berikutnya dalam langkah aksi nyata adalah membuat kesepakatan
kelas yang
bertujuan memunculkan keyakinan kelas sehingga dapat
menumbuhkan tanggung jawab, percaya diri, dan saling menghargai di lingkungan
kelas.
Gambar 4. Membuat kesepakatan kelas dengan media padlet
Harapan dengan
penerapan kesepakatan kelas adalah terciptanya keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran karena telah munculnya rasa mandiri dan
percaya diri serta saling menghargai antar sesama teman. Siswa dengan percaya
diri mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan di depan kelas. Siswa saling
menghargai pendapat teman ketika berdiskusi.
Selain keaktifan
dalam pembelajaran, penerapan budaya positif juga diharapkan dapat membentuk
karakter siswa yang sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila. Siswa juga menjadi lebih mencintai diri
sendiri dengan berpenampilan dan berperilaku sopan serta peduli dengan
kebersihan lingkungan. Siswa masuk kelas dengan pakaian rapi, jaket telah
dilepas dan tidak lupa mengucapkan salam.
Gambar 6. Sopan santun siswa
Petugas piketpun dengan penuh tanggung jawab datang lebih pagi untuk
membersihkan kelas. Selain untuk pembiasaan sikap tanggung jawab, kesepakatan
kelas ini juga bertujuan untuk pembiasaan menjaga kebersihan lingkungan.
Gambar 7. Petugas piket membersihkan kelas
Pe
Pembiasaan positif dalam memupuk keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa adalah pembacaan Asmaul Husna sebelum pembelajaran dimulai.
Gambar 8. Berdoa (membaca Asmaul Husna) sebelum pembelajaran dimulai
Selain melakukan pembiasaan positif di dalam kelas, pembiasaan-pembiasaan
positif juga dilakukan di lingkungan sekolah secara umum, yaitu dengan
penerapan 5S (Senyum, Salam, Sapa Dan Sopan Santun), kegiatan sabtu bersih dan
penjadwalan shalat berjamaah.